SuaraBandungBarat.id – Berpura-pura mencapai puncak dalam berhubungan badan tidak menguntungkan bagi diri sendiri dan pasangan karena kepura-puraan justru membuat Anda atau pasangan tidak belajar bagaimana caranya memuaskan satu sama lain secara lebih baik dan tidak bisa melatih intimasi yang autentik dengan pasangan, sebaliknya, berpura-pura mencapai titik puncak malah merugikan diri sendiri dan pasangan.
Bagaimana jika Anda sudah sering bahkan selalu mengelabui pasangan dengan berpura-pura mencapai fase puncak ketika berhubungan suami istri, kemudian ingin mengakui hal tersebut akan tetapi khawatir akan respon pasangan?
Kekhawatiran yang Anda rasakan sangat bisa dipahami dan valid, untuk mulai bersikap jujur dengan pasangan, terdapat beberapa cara yang dapat dipraktekkan untuk menyiasati hal tersebut.
1. Pahami alasan kamu berpura-pura.
Baca Juga:Erick Thohir Tekankan 3 Hal di Kongres Biasa PSSI 2023
Apakah karena Anda takut mengecewakan pasangan? Apa karena sebenarnya diri Anda sudah terburu-buru untuk merampungkan aktivitas ranjang sebab mungkin pada saat itu waktunya tidak pas untuk Anda? Apa karena Anda tidak mau pasangan merasa tersinggung? Anda merasa tidak tahu bagaimana rasanya fase puncak karena sebenarnya belum pernah mengalami?
2. Cobalah untuk mencari waktu yang sesuai untuk mengobrol dengan pasangan.
3. Komunikasikan dengan “I-message”.
Cara komunikasi tersebut bisa diawali dengan kata ”Aku merasa/aku berpikir bahwa ...” misalnya: “Sebenarnya, selama ini aku merasa ada tuntutan untuk mencapai puncak karena aku pikir itu hal yang lumrah dan setiap berhubungan pasti harus mengalami fase puncak, padahal sebenernya nggak juga ya… dan sejujurnya aku masih kesulitan untuk sampai ke sana, tapi aku merasa gak enak ngomongnya sama kamu, jadi aku sempat juga bilang aku sudah orgasme padahal belum… Aku ingin kita belajar bersama-sama.”
4. Apabila Anda dan pasangan kesulitan untuk mengobrol dengan tenang, terjadi kenaikan tensi obrolan atau muncul tuduhan-tuduhan, artinya obrolan tidak berjalan baik, maka Anda perlu mencari bantuan profesional misalnya psikolog yang menangani pasangan atau marital therapist agar membantu untuk memfasilitasi komunikasi Anda dan pasangan.
Baca Juga:Contoh Pidato Upacara Hari Lahir Pancasila 2023
”Karena bisa aja sebenernya gak ada yang punya niatan buruk kok, tetapi bisa jadi ada salah paham yang sulit diselesaikan sendiri,” ketik Inez Kristanti dalam caption unggahan Instagram-nya @inezkristanti, dilansir pada Minggu (28/05/2023).(*)
Sumber artikel : Instagram @inezkristanti