suarabandungbarat.id – Tiap daerah di Indonesia memiliki berbagai tradisi yang unik. Satu diantaranya adalah saat menyambut bulan Ramadhan.
Menjelang bulan Ramadhan, biasanya beberapa daerah di Indonesia akan melakukan tradisi yang sudah menjadi ciri khas.
Bahkan, tradisi yang dilakukan berbagai daerah di Indonesia ini bisa menambah nilai keunikan yang sudah dilakukan tiap tahun mendekati bulan Ramadhan.
Ada tiga tradisi daerah di Indonesia dalam menyambut bulan Ramadhan seperti yang dikutip dari akun youtube BeeCara.
Baca Juga:Adi Hidayat Jelaskan Keutamaan Sahur di Bulan Ramadhan Menurut Al-Qur'an dan Hadits
1. Tradisi Meugang–Aceh
Meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat, dan yatim-piatu oleh masyarakat Aceh.
Menyembelih qurban berupa kambing atau sapi di tradisi meugang dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yakni pada bulan Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri.
Tradisi meugang di desa biasanya berlangsung satu hari sebelum bulan Ramadhan atau hari raya, sedangkan di kota berlangsung dua hari sebelum Ramadhan atau hari Raya.
Biasanya, masyarakat memasak daging di rumah setelah itu dibawa ke Masjid atau dimakan bersama tetangga dan warga lain. Setiap perayaan meugang, seluruh keluarga atau rumah tangga memasak daging dan disantap seisi rumah.
Baca Juga:Ketua DPRD DKI Temukan Proyek Galian Pipa PAM Rusak: Anggaran Lagi, Anggaran Lagi
Pantang jika keluarga tidak masak daging pada hari meugang. Apalagi meugang memiliki nilai religious karena dilakukan di hari-hari suci umat muslim.
Masyarakat Aceh percaya bahwa nafkah yang dicari selama sebelas bulan wajib disyukuri dalam bentuk tradisi meugang.
2. Tradisi Dugderan- Semarang
Dugderan merupakan tradisi masyarakat Semarang sejak 1881 untuk menentukan awal puasa di bulan Ramadhan karena adanya perbedaan penentuan Ramadhan di masa itu.
Kini, tradisi dugderan sudah menjadi semacam pesta rakyat. Meskipun begitu, berupa tari japin, arak-arakan, hingga tabuh bedug oleh Walikota Semarang, tetapi proses ritual pengumuman awal puasa tetap menjadi puncak dugderan.
Sebelum acara tabuh bedug, biasanya ada karnaval yang diawali pemberangkatan peserta dari Balaikota dan berakhir di Masjid Kauman atau Masjid Agung dekat Pasar Johar.
Selain bunyi bedug dan meriam itu, di dalam pesta rakyat dugderan ada juga maskot dugderan yang dikenal sebagai istilah warak ngendok. Warak ngendok adalah sebuah manian jenis binatang rekaan yang bertubuh kambing dan berkepala naga.
Memiliki kulit seperti bersisik dibuat dari kertas warna-warni yang kayu, juga dilengkapi beberapa telur rebus sebagai lambang bahwa binatang itu sedang ngendog atau bertelur dalam bahasa Indonesia.
Ketika diselenggarakan dugderan pertama kali, Semarang sedang krisis pangan dan telur merupakan makanan mewah.
3. Tradisi Nyorong- Betawi
Tradisi nyorong merupakan sebuah tradisi masyarakat Betawi menjelang bulan Ramadhan. Tradisi ini berupa memberikan makanan atau bahan makanan dari mereka yang lebih muda kepada mereka yang lebih tua.
Umumnya, masyarakat Betawi meletakkan makanan atau bahan makanannya kedalam rantang untuk kemudian diantarkan kepada kerabat sebagai ajang silaturahmi.
Sebuah menu yang sering dimasukkan kedalam rantang adalah gabus pucung.
Demikian ketiga tradisi unik menyambut bulan Ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia. (*)
Sumber: Akun youtube BeeCara