SuaraBandungBarat.id - Frekuensi berhubungan suami istri memang menjadi persoalan penting yang harus dibahas dalam urusan rumah tangga, berikut ini cara untuk tetap harmonis dalam bersenggama.
Seorang seksolog perempuan pertama di Indonesia, Zoya Amirin, mengatakan bahwa frekuensi ideal dalam hubungan badan antara suami istri itu tergantung dari negosiasi diantara keduanya dalam mengambil keputusan perihal waktu ketika berhubungan di ranjang.
" Jadi frekuensi hubungan suami istri itu tergantung dari negosiasi keduanya, dan seharusnya ada nego dari awal. Nah, orang itu suka lupa dengan berubahnya itu bersamaan, " jelasnya dikutip dari Youtube Ngobrol Asix, Kamis, (23/03/2023).
Ketika suami istri belum melakukan negosiasi perihal frekuensi ketika melakukan senggama, dikhawatirkan akan terjadinya perubahan kondisi pada pasangan suami istri.
Baca Juga:Mengenal Istilah Sexless Marriage, Suami Istri Wajib Tau Permasalahan Ranjang yang Satu Ini
" Karena gini, ketika sudah punya anak ngga mungkin kita bisa sama. Senafsu-nafsunya kita kaya dulu, perempuan itu pasti akan berubah. Dan terkadang laki-laki itu ngga sabaran, boro-boro nunggu masa nifas, kalau udah selesai masa nifas ya langsung ( berhubungan badan ) ya Allah kita di timer gitu loh, " tambahnya.
Zoya mengungkapkan bahwa seorang laki-laki lupa bahwa ketika istri sudah melewati masa nifas akan ada fase baby blues, dimana setiap perempuan yang mengalami fase tersebut berbeda-beda dalam menghadapinya.
" Laki-laki kadang lupa bahwa kita sebagai perempuan mengalami yang namanya baby blues, ada yang kuat sekali dan ngga ngerasa, ada juga yang merasa bahwa baby blues itu berat sekali, " ujarnya.
Kemudian ia menambahkan jika seorang perempuan sedang tidak mau melakukan hubungan dengan suami, maka istri boleh menolak ajakan tersebut tapi jangan sampai menolak rasa cinta dari suaminya.
" Jadi kita (perempuan) boleh untuk menolak berhubungan badan, tapi jangan menolak cinta. " tandasnya. (*)
Sumber : Youtube Ngobrol Asix