SuaraBandungBarat.id - Simak berikut ini adalah sejarah Hari Raya Nyepi, benarkah ada tradisi bakar boneka?
Hari Raya Nyepi memiliki sejarah yang kaya di Indonesia, khususnya di Bali.
Sejarah hari raya ini berakar pada kepercayaan Hindu Bali dan dipercayai sebagai perayaan untuk menyambut tahun baru Saka.
Menurut legenda, hari raya Nyepi diawali dengan perayaan Ngrupuk, yaitu tradisi membakar boneka dari anyaman yang disebut "Ogoh-ogoh".
Baca Juga:Profil Singkat Pesepak Bola Keturunan Dipanggil TC Piala Dunia U-20, Bisa Diandalkan?
Boneka ini melambangkan kejahatan dan dosa yang ingin dihapuskan dari dunia. Selama perayaan ini, orang-orang berjalan-jalan di jalan-jalan dengan membawa boneka Ogoh-ogoh, diiringi dengan musik dan tarian tradisional.
Setelah malam Ngrupuk, di hari berikutnya, umat Hindu Bali merayakan hari raya Nyepi.
Hari ini dipercayai sebagai hari suci di mana dewa-dewa turun ke bumi untuk membersihkan dosa-dosa umat manusia.
Untuk membantu dewa-dewa dalam tugas ini, umat Hindu Bali memutuskan untuk menjaga keheningan dan tidak melakukan kegiatan apapun di luar rumah, termasuk tidak menyalakan lampu dan api, tidak memasak, dan bahkan tidak berbicara.
Hari Raya Nyepi dirayakan pada tanggal 1 Saka yang jatuh pada penanggalan Bali, yang biasanya jatuh pada bulan Maret atau April dalam penanggalan masehi.
Baca Juga:Brigjen Endar Priantoro Ketahuan Doyan Flexing, Berapa Gaji Direktur Penyelidikan KPK?
Selain di Bali, hari raya Nyepi juga dirayakan di beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki kebudayaan Hindu seperti Nusa Tenggara Barat dan Jawa Tengah.